Thursday 19 December 2013

Untuk yang Masih Penasaran dengan JKT48 Fandom





Tanggal 4 Agustus kemarin saya bikin #bincangminggu dengan tema JKT48. Berhubung saya penasaran dengan segala hal berkaitan dengan idol grup itu. Maka diajaklah dua orang yang menurut saya berkompeten, ada Insan R. Adiwibowo (@reksoadi)  yang backgroundnya memang peneliti dan Pribadi Prananta (pipis), salah satu orang kece yang bekerja di Dentsu (agency JKT48).

Berikut rekap #bincangminggu yang lalu:

Buat pemanasan #bincangminggu edisi ini bisa ngintip blognya @reksoadi; tuanganjil.wordpress.com, milik @pitra di http://media-ide.bajingloncat.com/2013/03/12/jkt48-fans/ dan milik @widiasmoro di http://www.widiasmoro.com/2012/06/18/jkt48-bila-agensi-iklan-menjadi-record-label/

Apa kesibukan @reksoadi sehari-hari ampe dia iseng banget bikin analisa ini itu tentang JKT 48. Cerita dikit mas :)

Saya masih peneliti magang di suatu universitas di Yogya. kebetulan tertarik pd JKT48 sejak setahun lalu.

Eh eh sebenarnya siapa aja sih fans dari JKT 48? Apa bedanya VOTA sama VVOTA?

VOTA dan VVOTA sebenarnya istilah turunan dari wota yang berarti idol otaku/idol geek. bisa juga diinterpretasikan sebagai Very Very Wota. Istilah ini muncul untuk memberikan penekanan pada orang-orang tertentu yang sangat fanatik dan/atau dinilai memiliki dedikasi lebih dalam fandom JKT48.

seberapa besar keterlibatan fans dalam konsep idol ini?

Saya kira keunggulan mereka yang pertama adalah core fans mereka adalah kelompok otaku. Keputusan A. Yasushi utk membuka teater AKB48 di Akihabara pertama kali adalah karena ia sadar bahwa kelompok demografi Jepang yang sanggup untuk menggelontorkan banyak uang demi hobi adalah kelompok ini. Otaku secara sederhana ditranslasikan ke dalam bahasa Inggris sebagai geek, yaitu orang-orang yang mendalami suatu hobi sampai pada tahap fanatik. Bagaimana ini berdampak dalam pembentukan fandom JKT48 di Indonesia? Pada dasarnya, appeal JKT48 lebih kuat diterima pada kelompok-kelompok pegiat hobi, seperti gamers, moviegoers, atau kelompok-kelompok hobi lainnya. Ini dikarenakan budaya pop Jepang mengakar cukup dalam pada game, anime, dan musik yg booming tahun 90-an, rasa nostalgia ini sendiri menjadi appeal, terutama pada kalangan berusia 20-an sampai 30-an. Dari sini pembentukan JKT48 menciptakan gelombang pertamanya dengan menggaet fans budaya pop Jepang di Indonesia. Daya tarik pertama dari JKT48 adalah mrk merupakan sister group pertama AKB48, idol group Jepang terkenal.Dari sini pembentukan JKT48 mnciptakan gelombang pertamanya dengan menggaet fans budaya pop Jepang. Akar fans ini ternyata berkaitan dengan kelompok-kelompok pegiat-pegiat kreatif yang aktif di jalur socmed dan strategi branding melalui socmed yang dilakukan manajemen JKT48 membantu terciptanya wave kedua yaitu penyebaran virus JKT48 via socmed. Ini terjadi pada awal 2012. Nah, basis core fans ini ternyata punya influence yang kuat. Ini alasan utama kenapa fandom JKT48 begitu organik. Ada sesuatu yang bisa dishare dengan menjadikan brand JKT48 sebagai bagian dari perbincangan.

Ada analisa sosiologis berkaitan dengan penjualan CD yang mencengangkan di era orang malas beli rilisan fisik?

Dari segi demografis, kelompok yang jadi sasaran pasar adalah kelompok eskapis yaitu kelas menengah perkotaan yang butuh pengalihan dari kehidupan yang tidak nyaman di kota besar. Kelompok ini mudah terkena appeal yang menawarkan fitur-fitur emotional engagement. Karenanya, JKT48 tidak menawarkan artis jadi tapi remaja-remaja yang minim pengalaman di dunia hiburan dan membeli produk-produk mereka. pada dasarnya, yang dinikmakti oleh fans JKT48 adalah experience. Siapa yang layak menjadi fans JKT48? Semua orang layak, karena JKT48 merupakan paket experience entertainment. JKT48 tidak bicara tentang ideologi kebudayaan dan seni yang wah dan berat. tapi memang menawarkan sebuah hiburan yang dangkal tapi dapat dinikmati semua orang tanpa pandang usia.

Analisa fase fandom yang kamu menarik sekali. mungkin ga fans yang terlanjur fanatik kembali ke fase awal?

Bisa aja. kalau memang dia sudah bosan. tapi dikarenakan mereka performers yang belum matang maka meninggalkan fandom JKT48 jadi cukup sulit karena berarti mengabaikan potential exciting experience.

Apa saja hal menarik yang kamu temukan berkenaan dengan perilaku VVOTA? Ceritain dong fakta-fakta uniknya!

Yang pertama adalah fanatisme sempit yang agresif. mereka biasanya akan mudah tersulut emosi hanya karena ada komentar negatif tentang JKT48 maupun member-membernya. kalau  Anda menemukan tipe fans yang seperti itu diamkan saja. Masih banyak fans yang berperilaku santun. Kedua, efek samping dari strategi marketing JKT48 di sini tuanganjil.wordpress.com/2013/07/09/is-

Paling sering saya temukan komentar kalau "Oom-oom yang suka JKT48 adalah pedofil”. Mungkin orang luar menganggapnya aneh, tapi seperti saya bilang JKT48 merupakan paket hiburan utk semua orang. Appealnya bukan hanya tubuh gadis remaja yang menari dan menyanyi tapi juga keseluruhan pengalaman hiburannya. Sederhananya, dalam suatu fandom yang besar, hadir berbagai macam karakter itu lazim, yang aneh-aneh banyak, tapi yang kretif juga banyak. tinggal pilih mau terlibat dengan fans yang mana.

Terimakasih banyak @reksoadi buat ngobrol serunya! Akan ada tulisan susulan hasil wawancara dengan @pipis. Ciao!




Foto by JKT48.com





Wednesday 18 December 2013

Mama yang Sederhana




Terinsipirasi dari video ini, saya menulis beberapa catatan tentang mama. Salah seorang yang mengenalkan aku pada dunia musik.

Dia mungkin orang terpolos yang pernah saya kenal. Tidak pernah punya asumsi buruk terhadap orang, being positive and take a lot things easy. She is my mom.

Mama memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolahnya di SMA, dia mengalah pada sebuah kondisi lalu berjuang untuk bertahan dengan bekerja di salon. Banyak hal yang terjadi setelahnya. Sempat menjadi penyiar, model, figuran film dan penyanyi. Namun di masanya tidak mudah untuk menjadi seorang seniman, mungkin karena faktor keberuntungan yang belum berpihak. Mama lebih memilih untuk bekerja di salon, membuat orang merasa bahagia dengan berbagai perawatan yang ia tawarkan.

Lalu menikahlah dia dengan seorang pria yang baru saja lepas kuliah, ia kini menjadi bapak saya. Setelah beberapa tahun dari kelahiran saya, mereka memutuskan untuk pindah kota. Mama berjuang seorang diri di kota yang benar-benar baru bagi dia. Lahirlah adik saya dan setahun kemudian lahir adik saya yang bungsu.
Mama mengurus satu orang balita, satu orang batita dan bayi. Dia sangat kuat. Tidak pernah ada pembantu yang bertahan lebih dari 3 bulan karena mama merasa semua hal ini bisa dikerjakannya sendiri dan pembantu itu tidak lebih dari sekedar membebani.

Sayangnya mama tidak suka membaca, ia lebih suka bercerita dan menonton acara gosip. Di mata saya mama bisa dijadikan ensiklopedia gosip nasional Indonesia dari era ke era. Kadang saya tidak begitu peduli namun akhirnya tahu juga karena mama dengan rajinnya memberi asupan berita tak bergizi itu pada saya, setiap hari.

Sampai akhirnya keadaan keluarga kami kurang membaik, bapak pensiun muda dan kami bersikap positif, semuanya akan baik-baik saja karena tiap akhir pekan kita masih bisa menikmati bakso dan mie ayam bersama. Tapi hal serupa tidak terjadi pada mama, ia harus mengatur biaya rumah tangga seefisien mungkin. Lalu kami mencoba berbagai usaha yang tidak berujung pada kesuksesan.

Mama tetap positif, ia selalu menyemangati bapak sampai keadaan kami membaik. Bapak menemukan hidupnya kembali dengan wiraswasta jual beli mobil bekas. Mama keliling komplek untuk lulur dan facial, sisa keterampilannya di salon masih tersimpan rapi.

Kita masih bisa bersuka ria menjadi sebuah keluarga yang bahagia. Liburan di saat lebaran, pulang kampung ke Pekalongan atau setiap akhir pekan makan bakso dan mie ayam, seperti ritual keluarga ini.
Lalu saya kuliah dan harus jauh dari mama dan bapak. Mama sering kangen, tapi saya terlalu sibuk belajar dan bekerja. Belum lagi masuk babak percintaan, makin tidak punya waktu untuk mama.
Suatu hari adik saya mengabari mama sakit komplikasi. Perasaan saya campur aduk, orang yang selalu bahagia kini sakit. Beliau pun divonis diabetes oleh dokter, mama harus jaga makanan. Tidak boleh banyak pikiran, itu bisa bikin kadar gulanya tinggi.

Hebatnya mama, ia bisa bertahan dengan sifat riangnya. Melewati semua penyakitnya dan tetap sehat. Saat saya selesai kuliah dan pindah ke Jakarta, hubungan kami makin membaik. Saya lebih punya banyak waktu dan menyempatkan menelpon mama di saat senggang.

Mama bahagia saya bisa bepergian keliling Indonesia. Saya selalu menyempatkan menelpon dia dari ujung Indonesia atau dari hutan di mana saya tinggal sebentar.

Mama selalu bahagia setiap saya ceritakan rincian bepergian. Ya, karena ia tidak pernah bepergian. Mama hidup bersama tv rumah, bapak dan tetangga. Terkadang saya sangat rindu tinggal bersama mama, menegurnya karena beberapa keteledoran atau memuji masakannya karena paksaan darinya yang selalu haus pujian.

Mama sangat ingin saya menikah cepat, dari usia 24 tahun, beliau sudah mencita-citakan itu. Saya seringkali tertekan dan membuat jarak dengannya. Tapi semakin dewasa makin mengertilah saya. Mama ingin anak perempuan satu-satunya tidak berjuang sendiri.

Cita-cita saya ingin mama bahagia dan selalu mempunyai momen manis bersama saya. Dia jarang bepergian, saya ingin sekali mengajak ia keliling Indonesia lalu berkunjung ke beberapa negara tetangga.
Double date honeymoon mungkin. Saya tahu mereka sampai saat ini belum pernah bulan madu. Kemarin saya merencanakan ini bersama calon suami saya dan ia setuju. Yeay!

Saat teman-teman saya bercerita tentang mamanya yang superhebat, karier bersinar, punya banyak resep masakan, bisa membatik dan merajut.

Saya punya mama yang sangat sederhana, bisa membuat semua orang sekelilingnya bahagia, tanpa dia berbuat apa-apa. Hanya karena ia ada.

I love you, Mama.
Selamat hari Ibu.



Monday 2 December 2013

Musisi dan Kreativitas ala @i_frank




Hasil ber- #bincangminggu dengan bang Pepeng ( Naif dan Raksasa Band) mengenai Musisi dan Kreativitas. Bisa di track dari akun saya (@badutromantis), bang Pepeng (@i_frank) dengan tagar #bincangminggu.

Selain bermusik bang Pepeng juga bikin serial komik dengan judul Komik Naif yang sudah edar dari tahun 2010. Berikut saya rekap hasil ngobrol seru bareng bang Pepeng di sini:

Bang, bagaimana cara menggali sisi kreativitas musisi agar dapat berkarya tanpa menggadaikan idealismenya? 

Menurut saya, dalam berkarya itu (apapun bentuk karya seninya) idealnya memang nggak dibatasi apapun. Tapi pada kenyataannya, seni butuh apresiasi. Itulah yang membuat otak si seniman jadi mikir. Seniman pengen diapresiasi. Semakin diapresiasi, karyanya semakin ngetop. Semakin top pula nama si seniman. Yang nggak kuat iman, tergoda oleh fortune and fame, si musisi/seniman akan nggak tulus lagi dalam berkarya. Ketidaktulusan dalam berkarya itu yang sebaiknya dihindari oleh sorang seniman. Bikin kita suka dengan karya kita. Setelah itu orang lain akan mengikuti. Itu kunci sukses sebuah karya seni, masalah banyak sedikitnya yang suka karya kita, itu sebaiknya jangan jadi beban pikiran kita sebagai seniman. Makanya seniman butuh manajer. Semua seniman butuh manajer. Untuk memikirkan bisnis. Biar manajer yg mikir bisnis, si seniman tetap fokus dengan berkarya dan berkarya dan berkarya... Itu ideal! Tapi, memang. Musisi/seniman pd nyatanya sering galau. Mau laku tp agak melenceng, atau idealis tp gak laku.

Banyak pihak yang berkaitan dengan penciptaan karya. Setelah tenar ia akan semakin banyak tuntutan. Bagaimana abang sama temen-temen band bisa menemukan celah untuk tetap berkreasi bebas di antara banyak tuntutan tersebut?

Salah satu trik: bikin identitas ganda. Seperti yang saya lakukan. @Naifband & @raksasaband adalah 2 genre yg beda. Diharapkan 2 identitas dalam bermusik seperti saya di @Naifband & @raksasaband bisa memuaskan saya dalam bermusik. Syukur-syukur kalo ternyata semua alter ego kita bisa membawa kesuksesan. Itu berkah! Begitu terjun ke industri, wajar sekali akan ada tuntutan. Dan seringkali bertolak belakang dengan kemauan kita. Karena itu seniman & manajer harus bisa bekerjasama. Manajer harus bisa menjadi mediator antara seni dengan bisnis. Kalau manajer udah bisa menengahi kepentingan industri dengan seniman, semua akan baik-baik aja. Memang akan butuh kesabaran. Baik dari sisi si seniman maupun manajer. Semua demi kebaikan bersama. Manajer benar-benar harus tau apa yang diinginkan si seniman. Seniman harus sadar diri bahwa industri itu penuh tuntutan. Menurut saya @Naifband itu beruntung. Kami bisa bermain musik dengan fun tapi alhamdulillah disukai orang. Walau @Naifband nggak pernah jadi band jutaan kopi. Hahaha! Tapi saya akui, kami beruntung di industri ini.

Lepas dari urusan bermusik. Kreativitas seringkali dibutuhkan oleh musisi. Kamu ngapain bang kalau lagi ngerasa ga kreatif?

Kalo lagi nggak kreatif? Ya nikmati aja masa-masa nggak kreatif kita! Bermalas-malasan. Do something fun.

Bang, kasih tips dong utk musisi-musisi yg merasa keberuntungannya mentok biar ga menyerah dan dapet pencerahan?

Jangan pernah berharap untuk beruntung. Keberuntungan itu cuma Tuhan yang berhak ngasih. Kita harus terus berusaha. Tips sukses seniman? Wuih! Susah ngejawabnya.Tapi, begini nih... Apa sih arti "sukses"? "Sukses" adalah posisi ketika kita berhasil mencapai target kita. Kesuksesan tiap orang nggak bisa disamain. Lo memilih jalur musik yang nggak mainstream? Berarti elo juga harus udah tau tingkat kesuksesan elo seberapa. Kalo jalur nggak mainstream yang lo pilih itu ternyata bisa disukai banyak orang. Itu bonus! Syukurilah! Daripada membebani pikiran kita untuk pengen ngetop, mending manfaatkan komunitas yang setia dengan kita. Bila kita bisa asik sama komunitas kita, dan akhirnya semua bisa saling mengisi, itu arti sukses sebenarnya.

Pertanyaan terakhir bang. Menanggapi keberadaan Korean Wave music, apa yang mesti dilakukan oleh musisi Indonesia untuk gempur balik mereka? Karena sesungguhnya kita memiliki amunisi gempur negara2 maju dengan musisi Indonesia yang berpotensi luar biasa. Apa formula kreatif yang sebaiknya dilakukan oleh para musisi kita untuk unjuk gigi?

Korean Wave... K-Pop. Itu trend. Seperti halnya dulu trend musik ini-itu. Nggak usah terlalu dipikirin. Saya percaya sekali musik Indonesia itu keren. Bukan cuma seniman musik. Semua seniman Indonesia keren! Yang lemah di kita bangsa Indonesia ini adalah masalah manajemen. Itu terbukti banget di mana-mana. Masalah dukungan pemerintah, itu memang penting. Tapi yang paling pertama harus diperhatikan adalah manajemen. Seniman masa kini harus ngerti soal bisnis, harus ngerti soal hukum. Nggak perlu ngelotok, cukup ngerti aja. Semua yang dilakukan para musisi sekarang untuk memajukan bangsa sebetulnya udah oke banget. Bila didukung oleh manajemen dan bisnis yang rapih, plus support dari publik, semua seniman kita akan jaya. Saya percaya musisi kita, seniman kita, semua akan maju pd saatnya nanti. Cuma perlu sabar, banyak belajar. Stay independent... Jangan malas dan tergantung sama orang lain. Buka pikiran, buka wawasan.



Itu dia hasil #bincangminggu bareng Bang Pepeng. Asyik yah. Jadi musisi itu harus penuh strategi dan perencanaan matang dari sisi manajemen dan pengelolaan ekspektasi. Lalu? Sisanya tinggal berkarya sebaik mungkin. Tetap semangat!

J-Music LAB di Indonesia

Hai teman-teman, saya bekerja selama satu bulan di bawah RIAJ (Recording Industry Association Japan) dan Sony Music untuk membuat acara J-Music LAB di Jakarta. Acaranya beragam, intinya mereka ingin melakukan agresi terhadap Korean Wave music dan voila, sudah berlangsung selama dua minggu dan acara selalu ramai.

Yang menyenangkan lagi, musisi-musisi Jepang yang datang ke Indonesia begitu terbuka dan menyenangkan, banyak dari mereka yang masih bernaung di bawah indie label.

So, saya menawarkan teman-teman untuk membawa CD nya, siapa tahu berminat untuk saya sampaikan langsung pada berbagai label indie Jepang dan musisi-musisi Jepang. Siapa tau ada kolaborasi menarik ataupun keberuntungan yang bisa terjadi.

Saya lampirkan e-flyernya. Cari saja saya saat datang ke J-Music LAB and bring your CD for them. Cheers ^^


Tuesday 26 November 2013

Sedikit Tentang Remix

EDM (Electronic Dance Music) emang gada matinya, tiap dekade ada saja jawaranya. Saya suka banget nyari remixnya musisi-musisi jadul. Dan itu seru banget. Suasana baru dan biasanya lebih happy sih. Kalau kita bosan sama sebuah lagu, kadang cari versi remixnya. Macem-macem, ada yang diremix jadi lebih up beat atau ditambah beberapa efek.

Remix biasanya ditambah unsur dubstep, drum n bass, electro, trap, breaks, moombahton, atau downtempo. Semuanya meriah ya kecuali down tempo.

-       Untuk remix yang kategori dubstep, biasanya kuat di bassline, selaras dengan ritme. Musisi lokal yang main dubstep contohnya adalah Dubyouth. Skrillex mungkin bisa masuk kategori dubstep.

-       Ada pula glitch hop, sebenarnya ia adalah sub genre dari electro di akhir tahun 90an. Dia tidak spesifik pada bpm (beat per minute) tertentu. Sepertinya glitch hop adalah permainan digital sound such as clicks / bleeps / bit crush reduction and many more. Ada satu lagu dari album Daft Punk terbaru yang diremix dengan style glitch hop.

-       Kalau drum n bass sih banyak yang udah pada tau yah. Ini genre yang cukup familliar di Indonesia. Lahir sekitar pertengahan 90an. Beatnya cepat dengan bassline berat diiringi sub bass line. Yang suka OASIS boleh denger remixnya Wonderwall di sini.

-       Trap. Beberapa sumber menyebutkan ini dari hip hop dan crunk Amerika Selatan. Ini ulasan bagus dari sebuah situs DJ, tentang trap remix djz.com/news/what-is-t. Saya pun menemukan musisi yang main di genre ini, Bro Safari namanya.

-       Dari semuanya, paling unik menurut saya adalah Breaks atau sering disebut breakbeat. Konon genre ini emang ngehancurin beat makanya namanya breakbeat. Ritmenya acak-acakan dengan pattern drum 4/4.

-       Salah satu yang menyenangkan, Mombahtoon. Ini fusion genre dari house music dan reggaeton.

Kalau ga suka kenceng banyak juga chill trap remixes yang asyik dinikmati sambil makan sukro. Mixtape ini contohnya 8tracks.com/guestaudio/15-


Cek juga karya dari Pogo. Anak muda yang superkece bikin mixingan ampe kerja di pixar pogomix.net
Dan remix-an paling mempengaruhi malam-malam romantis yang saya lalui adalah Flight Facilities soundcloud.com/flightfaciliti.

Kalau berminat menggali lebih dalam lagi silakan intip web keren tentang EDM dibwompbeats.com.

Apa Itu Jajan Sehat?


Saat melihat tren food combining dan budaya olahraga lari kian menjamur, saya seringkali bertanya apakah tradisi Jajan Sehat dapat kita bangun di era digital yang makin meriah ini?

Apa itu Jajan Sehat?

Jajan sehat adalah sebuah budaya baru untuk apresiasi musisi Indonesia dengan membeli rilisan fisiknya. Lalu saya membuat video blog yang berdurasi kurang lebih 10 menit. Isinya adalah tentang rekomendasi CD yang ciamik untuk dikonsumsi oleh kita agar tubuh tetap sehat dan bugar. Ya, di tengah polusi linimasa yang penuh dengan kampanye calon presiden yang curi start, di saat banyak hal-hal di internet yang dimanipulasi oleh segelintir orang untuk menyetir isu-isu tertentu. 

Kadang kita lupa, banyak sekali CD yang menyehatkan raga dari musisi-musisi potensial Indonesia yang terbengkalai di sudut toko.

Saya ingin karya mereka lebih diapresiasi dengan membeli rilis fisiknya. Atas dasar inilah saya begitu semangat untuk menganjurkan teman-teman membeli CD-CD ini secara rutin sebagai bentuk Jajan Sehat yang bergizi tinggi.

Ada dua video blog Jajan Sehat yang sudah diunggah di Youtube. Sayang sekali saat saya semangat membuat video blog ini, piranti yang biasa digunakan mengalami kerusakan total dan baru sembuh. Kurang lebih dua bulan saya tidak mengunggah video blog baru. Harapan saya tiap minggu bisa mengunggah rekomendasi baru. Ya kita bisa jajan KFC seminggu sekali masa beli CD ga bisa.


Berikut contoh Jajan Sehat yang sudah saya unggah:

Eron Lebang



Tesla Manaf






Lokananta Kini..



Konser Sahabat Lokananta di Solo sudah genap satu tahun yang lalu. Namun apakah ada perubahan berarti di Lokananta studio sendiri?

Jujur saya belum sempat ke Solo lagi untuk sekedar menjenguk atau bercengkerama. Permalahan ada di manajemen sehari-hari saya yang berantakan membagi waktu kuliah dan waktu kerja, belum lagi saya baru menelurkan sebuah web blog travelling. Makin jauhlah cita-cita saya untuk rutin ke Solo.

Setahun yang lalu persiapan saya hanyalah satu bulan saja dalam membuat Sahabat Lokananta, disambut dengan antusiasme besar oleh para penggiat musik. Namun satu hal yang seringkali saya temui sekarang, komentar tentang gerakan yang saya inisiasi tidak berujung pada sebuah hal yang berkelanjutan.

Awal saya berdua dengan Wendi Putranto membuat Sahabat Lokananta memang untuk mempublikasikan keberadaan studio tersebut dan tak ada niat untuk aksi yang lebih lanjut, karena kita berpendapat ada yang lebih kompeten untuk turun tangan, kita hanya penghubung dan pemantik agar orang lebih peduli terhadap tempat ini.

Berlanjut dengan pertemuan tiga teman lainnya, Alain Goenawan, Sarah dan Ajeng, jadilah beberapa acara dan gerakan Sahabat Lokananta. Gaungnya terdengar hingga ke beberapa pulau besar lain di Indonesia.
Saya merasa hal paling mendasar dari permasalahan Lokananta adalah kesadaran akan pentingnya arsip dan dokumentasi. Melalui crowdfunding saya dan teman-teman Sahabat Lokananta membuat diskusi dan menjual kaos berdesain studio Lokananta lalu hasil penjualan dibelikan AC.

Beberapa hari yang lalu Pak Andi menghadiri Music Fair di UI, dengan wajah berseri-seri beliau mengabarkan hal gembira, di depan saya, Mondo dan Sarah Glandosch yang kebetulan jadi pembicara juga di acara.

Beberapa bulan yang lalu pak Dahlan Iskan berkunjung untuk melihat keadaan Lokananta. Beliau menyuruh ada band untuk latihan dan melihat kualitas alat band Lokananta lumayan menyedihkan. Secepatnya beliau ingin membuat pembaharuan di studio dan tempat recordingnya dengan alat-alat yang layak. Ada kucuran dana dari pusat dengan jumlah yang fantastis untuk balariung, pusat seni budaya, museum dan percetakan. Rencana pembangunan hotel dan mall yang dikhawatirkan akan menggusur Lokananta ternyata tidak akan terjadi.

Pemerintah akhirnya melihat Lokananta sebagai aset musik Indonesia dan juga akan meniadakan tempat futsal yang ada di sana. Pak Dahlan Iskan datang setelah ada AC dan cover vinyl. Pak Andi berterimakasih pada Sahabat Lokananta dan Gerakan Malang Bernyanyi. Ternyata apa yang kami lakukan tidak sia-sia. Semuanya harus dilakukan dengan cepat agar pemerintah janji pemerintah bukan hanya jadi isapan jempol belaka.

Pak Andi meminta tolong agar Glenn Fredly, Sarah Glandosch, Wendi Putranto,  Alain Goenawan dan Sahabat Lokananta membantu membuatkan strategi. Jangan sampai momentum ini hilang. Kemenparekraf juga akan bekerjasama dengan kita untuk membuat souvenir dari Lokananta.


Tidak akan ada kesia-siaan untuk sebuah semangat musik berbentuk solidaritas bersama. Semoga kita sampai pada akhir di misi ini sebagai Sahabat Lokananta.

Tentang Lisensi

Lisensi adalah hal yang njlimet menurut saya. Bagaimana tidak, tiga kali mata kuliah hak cipta saya mendapatkan nilai E dua kali lalu remedial dan mendapatkan nilai D. Ternyata selepas kuliah hukum, permasalahan bertajuk hak cipta, merk, paten dan lisensi seringkali berpendar di sekeliling ruang gerak saya, terutama tentang lisensi.

Suatu saat di Minggu malam saya mengajak seorang musisi dan produser yang sedang aktif mensosialisasikan tentang lisensi, Hang Dimas, begitu saya memanggilnya. Ia kini membuat sebuah IT start-up yang bergerak merancang system untuk lisensi musik. Bisa dilihat di http://langitdata.net.
Berikut saya kutipkan obrolan bersamanya mengenai lisensi musik, semoga bermanfaat.

Sekarang kita sedang dalam proses untuk bikin sistem lisensi musik di indonesia. Bekerja sama dengan pemerintah dan asosiasi.

Apa saja jenis-jenis lisensi?

Basic music royalty:

     1)    Mechanical Royalty: royalty dari penggandaan master rekaman. Royalti ini diatur oleh label rekaman. Contoh, dari RBT: Publisher/Composer akan dpt 6% mechanical rights dari pendapatan label 
  
    2)    Sync Rights. Ini adalah untuk penggunaan lagu sperti di iklan dan soundtrack film. jumlahnya tergantung dari negosiasi antara publisher dan klien. Tapi biasanya antara label dan publisher 50-50. 
      artist performer dpt share dari label. Komposer dpt share dari publisher tergantung kontrak masing2.     
      
   3)     Performing Rights. adlh royalti yg didapatkan dari pemutaran/performing karya rekaman di tempat komersil. Jadi berdasarkan hukum Hak cipta Internasional, karaoke hotel mal, dsb harus bayar royalti lagu yg digunakan. Nah pengurusan #performingrights ini diatur oleh LMK (Lembaga Manajemen Kolektif) masing2 negara.

LMK yg ada di Indonesia: WAMI dan KCI mewakili komposer. Asirindo mewakili Produser. Prisindo untuk performer.

Bagaimana cara termudah untuk mengakses collecting system di Indonesia bagi para pelakunya?

Memang sistem skrg ini masih ngga jelas. Itu sebabnya baru2 ini dibentuk badan baru yg akan mengatur. badan baru ini dibentuk dari LMK2 yg ada dan diawasi pemerintah. Nama yg diajukan SELMI (Sentra Lisensi Musik Indonesia). diharapkan setelah SELMI ini jadi, akan ada bentuk sosialisasi untuk pelaku musik untuk mendapatkan performing rights. nantinya performer, komposer dan Produser harus mendaftar ke LMK masing2 supaya dpt performing rights, selama ini mmg KCI yg sudah aktif berjalan. Tp kurang maksimal dgn ketidakjelasan pembagian royalti. jadinya pelaku bisnis spt mal, radio, tv enggan membayar royalti. rate karaoke ngga jelas ribut di pengadilan. itulah yg sdg saya kerjakan di LDI. Kedepannya proses performing rights bisa fair transparan krn berbasis IT.

mmg skrg ini pembagian #performingrights tidak menarik. Artis yg jualan 1jt CD aja paling dpt dibawah Rp5jt. tapi itu karena tidak berjalannya sistem collecting dgn baik oleh LMK2 yg ada. coba bandingkan dgn malaysia yg sistem #performingrights nya sudah jalan 20thn.

1 lagu hits, komposer bisa dpt #performingrights royalti skitar Rp50jt/thn. Populasi malaysia skitar 25jt. dgn sistem #performingrights yg baik, komposer bisa hidup dari royaltinya tanpa harus jadi artis. kalo di negara maju sih, komposer bisa Kaya raya cuma dari #performingrights doang. diperkirakan opportunity lost dari #performingrights di indo skitar Rp200milyar/thn.”


Itu info mendasar tentang lisensi. Kalau teman-teman ingin mendalami dan menggali lebih dalam lagi, silakan buka bemuso.com.

Lagu Terdeteksi oleh Aplikasi-Aplikasi

Teringat tentang presentasi @tyohan beberapa bulan lalu tentang database music digital. Di era digital seperti sekarang ini kita mesti pandai memanfaatkan apapun teknologi yang ada untuk menyebarluaskan konten musik. Salah satu upaya yang kadang terlewatkan oleh musisi adalah mensubmit konten via database music digital seperti Gracenote dan Musicbrainz.



Tujuan dari penggunaan database music digital adalah agar konten musik teman-teman bisa terdiscover oleh aplikasi-aplikasi musik/non-musik. Banyak sekali aplikasi-aplikasi yang memanfaatkan database ini. Setiap lagu memiliki fingerprint, kirim fingerprint tersebut pada server lalu server mengembalikan lagu dengan meta data yg dimiliki. Dan data tersebut akan terdeteksi oleh komputer atau hp. Lagu yang didaftarkan bisa terbaca oleh Shazam, Soundhound, Path dan lain-lain.

Untuk rekan-rekan musisi penting banget membuat database musikmu. Submit ke Gracenote, upload ke Last.FM dan tag it on MusicBrain. Silakan menyimak presentasi utuh dari Yohan Totting mengenai hal ini di sini. Selamat men-database-kan lagumu.

Wednesday 7 August 2013

Saat Pertama Bertemu Sujud Kendang


Saya berada di sebuah rumah petak yang tidak begitu nyaman namun entah kenapa betah sekali rasanya di sini. Berbagai plakat menggantung di rumahnya. Buklet-buklet berisi klipingan perjalanan musikal berceceran di lantai. Mata saya tak jua luput dari mata pria itu, ia menjelaskan banyak hal yang tak cukup diungkap dengan kata. Gestur tubuhnya dan pemilihan kata yang mencerminkan sopan santun. Sekalinya saya bertemu dengan pria tua ini, saya langsung mengaguminya.

Sujud Kendang, begitu ia biasa dikenal di daerah asalnya, Jogjakarta. Diusianya yang lebih dari setengah abad ini, pak Sujud kerapkali ditemui di jalan-jalan seputaran Jogja, bersama kendangnya dan selalu dikelilingi anak-anak.

Jangankan anak-anak, saya yang sudah dewasa pun merasa terhibur dengan nyanyian-nyanyian yang beliau bawakan. Lagu-lagu populer dipelintirnya menjadi parodi. Mimiknya yang jenaka mengingatkan saya pada tokoh lawak Srimulat.

Setiap pentas yang mengundang beliau dapat dipastikan menjadi hidup oleh gelak tawa. Pak Sujud sempat bercerita tentang lagu-lagunya yang diperbanyak di Australia dan dia tidak mendapatkan royalti sedikit pun. Seorang asing jahil merekam dan memperbanyak karya pak Sujud saat ia mengisi sebuah perhelatan besar musik multinasional. Kasusnya sempat naik ke media, namun pak Sujud yang rendah hati hanya bisa tersenyum dan mendoakan hal-hal baik pada mereka yang tidak adil padanya.

Sosok sederhana ini sampai sekarang masih menebar kebaikan melalui musik parodinya. Sujud Kendang, seorang legendaris yang masih hidup dan berkarya. Berkontribusi secara aktif tanpa lelah di usianya yang senja ini. Satu hal yang membuat saya terharu, beliau divonis sakit katarak namun masih tetap keliling dengan lawakannya yang menghibur. Tempo hari teman-teman terdekatnya mengumpulkan dana untuk operasi, kini pak Sujud sudah bisa melihat lagi walau cuma satu mata saja.

Ini baru kisah dari Jogjakarta, masih banyak lagi kisah musik yang inspiratif dari berbagai daerah di Indonesia. Kenyataan yang miris bagaimana kesejahteraan musisi seringkali dianggap hal sepele orang pemerintah.





sumber video: @fotodeka

Sindikat Musik Penghuni Bumi

Belum beberapa lama ini saya mengikuti sebuah akun yang cukup menarik di Twitter, ia menamakan dirinya Sindikat Musik Penghuni Bumi (@simponii). Saya memperhatikan apa saja yang mereka lakukan. Ternyata hal-hal tersebut menarik saya untuk mencari tahu lebih banyak tentang mereka dan tibalah saatnya saya mengajak mereka berbincang di #bincangminggu.

Awalnya saya hanya tahu mereka adalah band yang keliling-keliling SMP dari tahun 2010 untuk seminar bertemakan Kekerasan Terhadap Perempuan. Menciptakan lagu-lagu dan membuat video klip yang mengangkat isu tersebut lalu membuat diskusi ringan dengan para anak SMP.



Saat saya mengupas segala macam kegiatan mereka. Barulah saya tau mereka adalah sekelompok anak muda yang luar biasa, tidak hanya bergerak pada satu isu, beberapa isu lain pun mereka garap. Lebih tepatnya isu-isu sosial yang sekarang sedang naik daun.

Tidak hanya sendiri, berbagai lembaga yang kompeten dibidangnya diajak kolaborasi. Hingga kini sudah beberapa isu sosial diangkat, antara lain:

-         Isu Global Warming, membuat Rock N’ Green Tour 82 sekolah 82 hari,
-        Isu Anti Korupsi, gegara korupsi lingkungan hidup rusak, tingkat pendidikan buruk, tingkat kesehatan menyedihkan
-          Isu Kekerasan Seksual Terhadap Perempuan, mereka membuat lagu dan video berjudul “Sister In Danger” dan roadshow ke 11 kota. Mereka mengajak pelajar laki-laki menghormati perempuan dalam tindakan dan ucapan. Lalu mengajak pelajar perempuan berani menolak dan melapor.

Mereka bergerak sendiri dengan bantuan crowdfunding beberapa lembaga yang berkompeten ((ICW dan Komnas Perempuan) dan berjualan merchandise.

Entah kenapa saya merasa kegiatan ini harus kita dukung supaya menjadi besar dan mengembalikan musik pada akarnya, menyebarkan nilai dan rasa. Banyak persoalan yang diketahui oleh anak muda hanya kulitnya saja, pemberitaan media yang tingkat akurasinya pun dipertanyakan. Gerakan ini membuat sebuah pandangan baru tentang musik sebagai sarana pendidikan, keterlibatan anak muda menjadi kunci. Anak mudalah yang harus berani berbicara, lantang menyerukan kebenaran dan ambil peran untuk memberikan informasi.

Terimakasih @simponii atas obrolan singkatnya. Semoga gerakan serupa bisa tetap percaya diri maju untuk kebaikan dan menyebarkan semangatnya melalui musik.


sumber foto: www.simponi10.blogspot.com


Monday 22 July 2013

Musik Untuk Anak


Tulisan ini lahir dari hasil obrolan #BincangMinggu bersama kak Adoy, gitaris Bonita and the hus BAND mengenai Musik Bagi Anak.

Obrolan yang seru dan membuka wawasan kita tentang Musik Bagi Anak. Kak Adoy menekankan dulu di awal kalau orangtua haruslah mengerti lebih dahulu apa itu musik bagi anak.
Musik bagi anak adalah musik yang dimainkan oleh anak dan/atau musik yang ditampilkan untuk kebutuhan anak


Bermusik sendiri bentuknya sangatlah beragam: membuat, menampilkan, menyimak, mendokumentasikan, dan lainnya. Dengan banyaknya ragam aktivitas musik anak, kita sadar satu hal, musik/lagu untuk anak (diTV) bukanlah satu-satunya dalam dunia musik anak. Bisa jadi kita terlalu membatasi pengetahuan kita tentang musik/lagu anak sebatas rekaman audio dalam bentuk cd/ siaran tv/ radio saja. Padahal anak-anak secara natural BUTUH mengeksplorasi dunia sekitarnya. Pengalaman aktual bermusik sangat mereka senangi. Bermain-main dengan bunyi, bernyanyi untuk permainan, bernyanyi bersama teman-teman & orangtua adalah beberapa pengalaman aktual musik anak.

Anak-anak bisa dikatakan 'addict' pada TV, tapi jika ada pilihan aktivitas aktual bermusik apalagi bersama orangtua, maka mereka akan memilih yang aktual. Membiasakan berkegiatan musik aktual dengan anak dalam keluarga akan membantu anak & orangtua mendapat pengalaman yang kaya akan musik: bunyi-bunyi aktual relatif bisa disesuaikan dan adanya kedekatan rasa.

Orangtua akan terbantu dalam bentuk kontrol yang lebih kuat terhadap konten yang ingin disampaikan dan memperoleh waktu bersama anak. Namun pertanyaan dan keraguannya adalah sempat atau tidak dan mampu atau tidak orang tua berkegiatan musik dengan anak?

Jawabannya adalah disempatkan dan jangan menjadi terintimidasi dengan kegiatan musikal itu mesti orangtua yang jago bermusik dan mengerti musik dalam takaran budaya populer. Tidak seperti itu. Percayalah anak-anak pasti senang dengan berkegiatan bersama orangtuanya. THEY REALLY DO!

Buatlah suasana anak-anak seperti bermain karena itu adalah cara utama mereka belajar. Perkaya juga dengan bahasa. Musik dan bahasa punya banyak sekali kesamaan. Jika orangtua melakukan pendekatan musik dan bahasa secara 'saling'. Maka anak-anak akan lebih mudah berkembang di kedua bidang tersebut.
Lalu perbanyak waktu bermusik bersama anak-anak. Banyak media yang bisa digunakan (selain televisi). Beberapa media antara lain: lagu folk/anak-anak warisan orangtua kita (lisan), permainan-permainan yang menggunakan lagu dan alat-alat musik sederhana.

Pendekatan secara komunitas pun dapat dicoba, seperti kata pepatah; “"It takes a village to raise a child”. Ajaklah teman yang bisa bermain musik (pasti punya) ke rumah, buatlah konser keluarga yang sederhana saja.

Musik di TV dan internet bisa membantu kegiatan bermusik anak, tapi yang jauh lebih kuat pengaruhnya adalah pengalaman aktual dan role model dari orangtua. Lagu untuk anak terlalu mulia untuk terlibat dalam scene industri musik sekarang. Lagu anak terlalu mulia untuk terlibat lebih dalam ke scene industri musik karena lagu anak lebih butuh dialami secara aktual oleh anak dan tidak membutuhkan banyak perantara (media). Lagu warisan orang tua dan para guru tidak akan habis untuk anak-anak. Kanal media sosial sekaran ini bisa sangat membantu orangtua untuk mencari lagu anak yang tepat.

Cukup banyak pemusik, pemerhati musik, pemerhati pendidikan anak yang berbagi infonya di media sosial termasuk membuat website-website yang menarik dikunjungi oleh orangtua; , pelanginada.com , lagu2anak.blogspot.com , pbadi.wordpress.com, Marinyanyi.com, diatasratarata.com dan masih banyak lagi.

Mari  sempatkan memberi ritual musik pada anak dan percayalah perubahan besar akan datang dari hal kecil yang menyenangkan.







Sumber foto: musikgank.com