Sunday 21 April 2013

Record Store Day




Ini adalah tahun kedua saya mulai mengetahui adanya perayaan bernama Record Store Days. Keriaan ini bisa menjadi hari yang dinanti oleh para pecinta musik karena banyak hal yang menyenangkan di hari ini, beberapa musisi merilis album di momen ini atau berbagai potongan harga untuk pembelian rilis fisik.

Record Store Days seakan-akan memicu kesadaran kita untuk membeli rilisan fisik. Nah, bila itu pointnya mengapa harus ada Record Store Days? Bukankah kalau kita menyukai karya musisi tersebut, sudah semestinya membeli rilisan fisiknya sebagai bentuk apresiasi?

Ini yang menjadi pertanyaan saya dan bahkan rekan-rekan pecinta musik lainnya. Sejak tahun 2007 Record Store Days dirayakan, para penggiat musik independen semakin semangat untuk kembang dan tumbuh di jalurnya. Di situs recordstoredays.com saya membaca penjelasan mengapa dan siapa yang mendukung adanya perayaan ini.

Musik secara global sekarang ini tetap memiliki mafia-mafia yang menguasai industrinya. Tidak jarang publik mengkritisi kualitas yang menurun dari musisi-musisi sekarang. Namun sangat disayangkan itu bukanlah kondisi yang sebenarnya ada. Tokh pada kenyataannya musisi-musisi ciamik setiap saat muncul dan semakin kreatif mengemas karyanya. Sayang sekali mereka bukanlah figur-figur yang tersorot media dan bukan pula musisi yang menjalin kontrak promosi label-label besar.

Bagaimana cara mereka untuk tetap bertahan dan dikenal? Toko rekaman musik independenlah yang membantu untuk menyebarkan musik-musik berkualitas agar dikenal publik. Mereka dengan semangatnya mengenalkan musisi baru yang kemungkinan besar kita tidak bisa mendapatkannya di toko rekaman musik besar.

Bahkan toko rekaman musik besar pun mengawali kiprahnya dari toko rekaman musik independen, sebut saja Richard Branson dari Virgin Records. Bermula dari kecintaannya terhadap musik mengantarnya pada kesuksesan dalam berbisnis. Kini Virgin Records telah berkembang pesat menjadi Virgin Enterprise.


Musisi dan toko rekam musik independen memiliki hubungan keterkaitan, mendukung satu sama lain. Musik menjadi alasan keduanya ada dan saling mengisi. Semoga saja perayaan ini tidak hanya ramai di tiap bulan April saja. Semoga kesadaran publik untuk membeli rilisan fisik semakin besar dan tidak perlu lagi menunggu tiap hari Sabtu minggu ketiga di bulan April dan musisi akan menjadi lebih sejahtera dengan karyanya. Rilisan fisik tidak begitu saja terbengkalai di toko rekam musik hingga berdebu dan akhirnya toko tersebut menutup pintu masuknya selama-lamanya.



Sumber tulisan: tweet-tweet @andreasarianto
Sumber foto: glidemagazine.com, metnews.org dan http://ldreddeer.ca


No comments:

Post a Comment