Sunday 31 March 2013

Jazz Milik Semua

Saat berbicara tentang musik jazz, kita berbicara mengenai sebuah genre yang keberadaannya seringkali diposisikan sebagai musik ekslusif. Beberapa sumber mengatakan musik jazz bisa diterima dan dinikmati oleh kalangan tertentu saja.

Saat ini opini di atas mungkin sudah tidak berlaku lagi, siapa pun bisa mendengarkan musik jazz, membeli CD musisi jazz dan datang ke beberapa pentas musik jazz. Perkara akan mengerutkan dahi adalah persoalan belakangan. Terpenting sekarang adalah jazz kian merambah luas dan bisa dikonsumsi bebas oleh siapa saja tanpa khawatir dilabeli dengan sebutan "lo dengerin jazz? emang paham?"

Sudah sekitar 30 tahun lebih Jazz Goes to Campuss ada, sudah berpuluh band jazz yang lahir dan memeriahkan perhelatan tersebut. Begitu pula dengan Java Jazz yang bisa kita banggakan sebagai festival musik jazz internasional yang dinantikan oleh banyak pecinta jazz bukan hanya di Indonesia saja.

Kembali lagi pada esensi musik. Semua bergantung selera. Namun apabila penyuka jazz makin banyak dan berkembang luas pada kalangan muda, selera musik dapat dipengaruhi oleh sosok musisi yang bergelut di dalamnya. Sebut saja Barry Likumahuwa Project yang berhasil mengumpulkan massa anak muda. Banyak sekali pentas seni (pensi) SMA yang memasukan BLP sebagai guest star utama mereka.

Dan beberapa tahun belakangan ini selain dari makin meluasnya penyebaran musik jazz, di daerah-daerah pun mulai dibuat festival musik jazz. Solo Jazz Festival dan North Sumatera Jazz Festival, dua di antara yang sudah cukup berhasil.

Kini jazz milik semua kalangan. Makin meluas dan memberikan senyum optimis bagi para musisi yang tumbuh kembang di genre ini.


Baca juga sekelumit sejarah jazz masuk Indonesia di sini.

No comments:

Post a Comment