Tuesday 24 April 2012

Tulus Bukan Sekedar Ikhlas





Tulus seringkali disebut-sebut sebagai perilaku yang terpuji. Jadi tidak salah bila segudang pujian akan saya lempar-lempar di depan mukanya yang kocak ini, muka seorang Tulus. Singer songwriter baru yang begitu saja datang, muncul, berproses dan membungkus karyanya pada sekeping cd. Begitulah penuturan Ari Renaldi, musisi jazz gaek asal Bandung yang sudah lama malang melintang bersama Imam Pras Quartet. Dan entah kenapa lebih dari sekedar yakin mas Ari menggaet Tulus untuk ia dandanin secara keseluruhan, aransemen lagu, produser hingga sesekali menabuh drum untuknya.

Seistimewa apakah Tulus ini hingga Anto the Antruefunk pun ikut bergabung dengannya, ini ada satu video sebelum dia membuat album. Mungkin ini titik penemuan mas Ari yang menyeret Tulus pada sebuah proses.


Aru Lab Jazz (acara rutin kumpul-kumpul jazz bertempat di studio Aru) yang legendaris itu mewarnai cerita bermusik Tulus hingga menjadi sebuah album ciamik,tanpa judul. Hanya tertulis TULUS di sampul cdnya.


 ............................................................................................................................................................
Sehabis hujan di kota Bandung, mas Ari tiba-tiba saja menggiring saya bercakap-cakap tentang Tulus ini tentu saja saya mendengarnya dengan ikhlas. Karena jujur saja saya penasaran dengan dengan Tulus yang begitu ramai dibicarakan oleh teman-teman saya musisi indie asli maupun gadungan. Saya pun pernah sekali mendengar lagu Oh I Never Know-nya Tulus feat. Risa Saraswati. Nih video livenya yang super kece:





Setelah mas Ari kasih cd itu cuma-cuma sama saya, langsung saya dengarkan 4 kali berturut-turut. Ada 10 track manis yang cukup kadarnya, tidak terlalu kemanisan ataupun kurang manis. Porsinya pas, hingga saya tidak bertemu bosan saat mengulangnya terus menerus.

Merdu Untukmu (intro)
track 1
Appertizer yang menggigit berdurasi 01.05

Teman Pesta
track 2
Mengambil ambience 80an namun dengan suaranya yang tidak bisa terlalu melengking, aura fariz Rm dan Chrisye yang saya inginkan dari pertama intro lagu ini dimulai, sama sekali tidak ditemukan. Tulus membangun sendiri suasana groove. Dengan karakternya yang kuat.

Kisah Sebentar
track 3
Bossanova dihadirkan begitu riang dengan beberapa pattern piano penuh kejutan. Ada suasana semi glam ala era Frank Sinatra, dibalut brass section yang baur. Di lagu ini terasa sekali Tulus mencoba melebarkan range suaranya, tapi sayang masih pada comfort zonenya. Belum ada suara-suara melengking beresiko.

Sewindu
track 4
Pop manis yang tetap tidak melepas atribut musik jazz yang dinamis. Saya suka dengan kata-katanya yang sederhana dan mudah dicerna seperti meneguk teh manis hangat selepas hujan menanti jemputan pacar. Lucunya lagu ini ternyata lagu sedih. Tidak semua nada riang bermakna senang.

Diorama
track 5
Salah satu lagu favorit saya. FAVORIT!
Aku patung mereka patung. Cangkir kaku teh hangat namun kaku dan dingin. Meja-meja kayu mengkilap. Wajahmu dibasahi airmata yang dilukis.

Kamu sehat, Tulus?
Kata-katamu di lagu ini SAKIT! Ini salah satu lirik berbahasa Indonesia terbaik yang pernah saya temui.

Tuan Nona Kesepian
track 6
Lagu favorit kedua, penuh gimmick dan serupa anekdot. Lirik-liriknya berima dan mudah dihafal. Tentunya masih sangat Tulus sekali. Dia mampu menunjukkan karakter tanpa membenalukan dirinya mirip dengan ini atau itu. Ya, walau sedikitlah suaramu mirip Mike Mohede. Tapi sedikit.


Jatuh Cinta
track 7
Lagu paling romantis di album ini. Yah sebenarnya saya yakin Tulus itu romantis. Kata-katanya mengalir tanpa banyak pikir, karena dia menjadi dirinya apa adanya.

Teman Hidup
track 8
Makin mantap saya bilang Tulus penulis lagu yang baik, kata-kata yang sebenarnya biasa saja bisa dia poles dengan luar biasa. Wow, saya terlalu berlebihankah? Tidak! Karena saya mengerti betapa sulitnya membuat lirik baik seimbang dengan musik apik. Itu sulit bukan main.

Sewindu
track 9
Rhodes version
Complete theme for a best sad song i ever had.


Merdu Untukmu
track 10
Kuingin bernyanyi melekat di telingamu / Bingkai seisi semesta / Semua yang bisa bercerita / Kuingin brnyanyi melekat di dalam hatimu / Bingkai beragam nada / Agar semua merdu untukmu / Merdu untukmu /



Terimakasih Tulus kamu keren. Saya kecewa, buat apa kamu bikin album pertama terlalu bagus, saya khawatir kamu kehabisan gimmick untuk album kedua, ketiga, dan seterusnya-seterusnya.

Pfth kekhawatiran omongkosong dari penggemar tiba-tibamu. Good idea, good music, good words. Congrats.





Kamu suka Tulus seperti saya menyukainya, come and klik www.musiktulus.com


Sumber foto: musiktulus.com

No comments:

Post a Comment